Heaven Rainbow in Thailand
Summer School Programs Geographic
Information System
Kasetsart
University, Chalermphrakiat Sakon Nakhorn Province Campus, Thailand
(Dekan, Dosen Agro-Biodiversity, dan semua anak
kelas International KU CSC)
Hai hai yang sudah penasaran dengan kelanjutan
kisahnya ayoookk, kita lanjut yak ceritanya, cerita dan curcol ane sih lebih
tepatnya hehehehe. Pertama ane sampai di Bandara, ane ame Via sempet
sedih-sedih gitu, takut gak dijemput sama pihak Kasetsart University. Bingung
nyari tempat sholat. Gak tahu mau buka puasa gimana. Dimana bisa dapet makanan
yang bener dikit. Bagaimana kami akan beli, tidak tahu dimana bisa nuker rupiah
dengan baht (tunjuk Via). Kapan waktu buka puasa, yang ternyata maghrib disana
itu pukul 19.00 waktu setempat. Beneran nih kita bakal dikasih uang untuk
biaya hidup kami. Kalau tidak apa yang akan terjadi jika kami terlantar di negeri antah brantah ini? Arghhhhhhh, galau akut. Ane cuma pegang uang 50 ribu, itupun
dalam bentu rupiah, no baht!
Tapi, edisi ini tidak sampai menjadi nyata. So, yang terjadi aja yak yang ane ceritain, ya walaupun gak bisa 100% ane tuliskan kepanjangen guys, ane mau nulis blog bukan nulis novel hehehe.
Summer
school programs tidak diadakan di Kasetsart University Bangken Campus, tapi di
Kasetsart University Chalermphrakiat Sakon Nakhon Province Campus. Sakon Nakhon
itu bukan metropolitan seperti Jakarta maupun Bangkok. Sakon Nakhon
merupakan provinsi kecil dimana pusat pertanian berjalan di Thailand. Tata
kotanya layaknya desa. Sebagian besar tanahnya merupakan wilayah pertanian. Udaranya
sejuk, susana tentram, jalanan sepi, bahkan kendaeraan bermotor yang lalu
lalang bisa dihitung. Hal tersebut karena penduduk di Sakon Nakhon itu tidak
banyak. Tapi masalah fasilitas, kampus ini tidak kalah baik dengan kampus
Kasetsart University lainnya. Dibanding Bangkok, ane lebih menyukai Sakon
Nakhon dikarenakan ane menemukan kedamaian ditempat ini.
Program
Summer School ini bertema Geographic Information System For Natural Resources. Jadi, kuliah yang kami terima seputar natural resources dan Geographic
Information System (GIS). Kuliah pertama adalah Water Resources and Management
yang diajar oleh dosen tamu Kasetsart University bernama Sansonthi
Boonyothayan, BSc. Kuliah kedua adalah Agro-Biodiversity yang diajar oleh dosen
bernama Hathairat Cokthaweepanich, PhD. Ketiga kuliah Geographic Information
System (GIS) diajar dosen bernama Puvadol Doydee, PhD.
Bahasa
Oh ya, ente ente kire
ane ke luar negeri langsung ngomong cas cis cus gaya orang bule? Gaaakkkk,
sekali lagi gaaakkkk. Ane mungkin sama kayak kamu kamu semua. Tidak punya
banyak pengalaman conversation langsung dengan orang pakai bahasa inggris. Sama
kayak kamu, kalau diajak ngomong pakai bahasa inggris takut salah, takut gak
bisa. Alhasil, saat diajak bicara ane hanya sedikit bicara. Kenapa? karena kita
sudah merasa takut sebelum melakukannya. Padahal kita sama-sama sedang belajar.
Ketika kita kurang lancar berbahasa inggris apa itu berarti kita akan dimarahi,
dibantai, diusir??? cyaahh sadis gak sama sekali. Kita semua adalah teman,
yang ketika kita sudah saling mengenal, kita akan mengerti kekurangan dan
kelebihan satu sama lain guys. Kita harus berani memulainya, dan berkata dengan
jujur kalau kita masih tahapan belajar dalam berbahasa. Mereka akan mengerti
kita. Intinya, jangan takut !!
Kalian tahu? Mahasiswa
Thailand banyak yang tidak bisa berbahasa inggris karena terkendala bahasa
mereka. Ya sekalipun mereka kuliah di jurusan sastra inggris maupun pendidikan
bahasa inggris. Lihat saja tulisan Thailand yang udah mirip tulisan jawa
sansekerta kita yang rumit. Mereka tidak menggunakan alfabet. Itu menjadikan
mereka sulit menguasai bahasa inggris. Sama halnya seperti negera Cina, Jepang,
Korea, dan negera lainnya yang notabenenya tidak menggunakan alfabet dalam
bahasa mereka. Disana
kami pun bertemu dengan beberapa orang Jepang, dan bahasa inggris
mereka gak lancar-lancar banget tuh. Jadi, kalau kamu mau pergi ke
daerah yang lokasinya cukup jauh, jangan pernah bahasa menjadi kendala terbesarmu. Kamu hanya perlu persiapan yang matang untuk menutupi kekuranganmu itu pakai bahasa monyet juga nyambung kok haha.
Sering kali apabila kita melanjutkan ke negeri tersebut kita dituntut untuk sedikit banyak menguasai bahasa mereka, bukan hanya bahasa inggris. Ya tentunya itu untuk mempermudah kita berkomunikasi dengan mahasiswa reguler, warga asli dan masyarakat umum disana. Selain itu, biar kita bisa baca novel mereka kalau pas lagi nyasar di perustakaan hehehehekalek aja nemu yang bening-bening disitu
kan jadi bisa bersuit-suit tuh ihirrrrr.
Sering kali apabila kita melanjutkan ke negeri tersebut kita dituntut untuk sedikit banyak menguasai bahasa mereka, bukan hanya bahasa inggris. Ya tentunya itu untuk mempermudah kita berkomunikasi dengan mahasiswa reguler, warga asli dan masyarakat umum disana. Selain itu, biar kita bisa baca novel mereka kalau pas lagi nyasar di perustakaan hehehehe
Bardasarkan pengalaman
nih, efek tidak menguasai bahasa Thailand babar blass, setiap hari kita selalu
makan makanan yang sama yang kata-katanya kita tahu dari teman-teman Thailand.
Pas itu kami hanya tahu Pad thai (sejenis mie goreng berwarna orange yang
ditambah seafood) dan Kai lek hai (ayam). Setiap hari kami hanya makan makanan
itu itu saja. Kalau ingin berganti menu itu akan sangat rumit, karena kami
harus membuat penjual benar-benar paham apa yang kami pesan. Cukup menyita
waktu, tenaga, dan kuota internet. Tapi alhasil sering gagal dan yang terjadi
adalah salah menu (tunjuk Ka Mada hehehe).
Tapi, karena mareka,
sekarang ane merasa lebih lancar untuk conversation langsung. Ketika kita sudah
mulai merasa terbiasa semuanya akan terasa lebih mudah, termasuk juga dalam
bahasa inggris. Dulunya sebelum pergi ane masih suka iseng-iseng dengan google
translate. Tapi sekarang setiap kali ngobrol ane sudah terbiasa tanpa bantuan
google. Walaupun yang cukup ane kuasai masih dalam konteks bahasa yang simple. Tapi ane sudah merasa bahasa inggris itu terasa lebih asyik, dan lebih simpel dari
bahasa Indonesia.
Dosen
Ada
banyak dosen berpengalaman baik di nasional maupun international yang pernah
ane jumpai dan mengajar ane, tapi entah yang berbeda dimana, semua dosen yang
mengajar di Summer Course ini benar-benar the best! Dosen terbaik yang pernah
aku temui seumur hidupku selama 20 tahun.
Sansonthi Boonyothayan, BSc. Lecture of Water
Resources and Management
Mr
Sansonthi, dosen tamu Kasetsart University CSC lulusan Univeritas India ini speech-nya begitu begus dan
jelas. Semangat yang menggebu tidak pernah membuat mahasiswa mengantuk. Cara mengajarnya
menjadikan mahasiswa lebih kritis terhadap lingkungan. Style yang maskulin
tidak pernah membuat mahasiswa bosan. Quis yang menggelitik memancing mahasiswa
untuk turut aktif penuh antusias.
Aku belajar sesuatu darinya, bahwa dosen yang baik adalah dosen yang selalu
mengajak mahasiswa berbicara dua arah. Kemudian dari pembicaraan itu mahasiswa belajar
dan merasa semakin mampu. Dan, orang pintar hanya akan lahir dari guru yang
pintar, begitu sebaliknya. Teacher, i miss you, thanks for you’re the best
teaching!
Hathairat Chokthaweepanich, PhD. Lecture of
Agro-Biodiversity
Dr
Oh, dosen lulusan universitas Amerika ini begitu menyatu dengan mahasiswa. Dia
bukan dosen, bukan guru, tetapi sahabat bagi mahasiswanya. Dia dosen yang saat
serius tetap terlihat cantik. Tetapi tetap konsisten memancing daya kritis mahasiswa.
Yaa, masih teringat sangat jelas sekali kami berusaha dengan kemampuan kami
untuk membuat klasifikasi tanaman dan menentukan kunci determinasi.
Aku belajar
sesuatu darinya, bahwa dosen yang baik
juga adalah seorang sahabat yang saling mengenal, kemudian dapat memberi rasa
nyaman untuk berekspresi. Dr Oh, love you. Thanks for all you’re the best teaching!
Puvadol Doydee, PhD. Lecture of Geographic
Information System
Mr
Puvadol, dosen lulusan Institut Pertanian Bogor, Indonesia ini mengajar dengan
sangat merangkul. Teringat sekali, pada saat itu ada tugas menulis essay untuk
GIS mini project. Beliau tidak pernah menilai negatif, apalagi menjatuhkan
seperti kata ‘jelek’, ‘bodoh’, ‘buruk’. Tetapi, beliau selalu menilai dengan kata
yang memotivasi dan sering kali berupa pujian. Beliau sangat menghargai kerja
keras mahasiswa. Dia selalu ingin membuat mahasiswa benar-benar paham dengan
apa yang ia ajarkan.
Aku belajar sesuatu darinya, bahwa guru yang baik itu selalu
memberi energi positif. Setiap kita melihat dan mendengarkannya kita akan
terinspirasi untuk melakuakn sesuatu dengan lebih baik lagi. Teacher, i love
you so much.
Teman
Nano
(Malaysia), Yusof (Malaysia), Mada (Indonesia) on the Mother Day celebration
Nano,
yang bernama panjang Muhamed Syafiq Bin Abdul Razaq, jurusan Agro Science,
Universitas Putra Malaysia, Malaysia. Ka Nano sangat friendly, biang keramaian
dikelas. Ka Nano selalu mengajak siapapun bercanda dengan candaan yang dijamin bisa
bikin siapapun ngakak. Ka Mada adalah anak yang hampir pasti selalu menjadi
korban terberat Ka Nano. Dan, ane adalah jarang menjadi korban, karena biar bahasa kita
mirip ane tetap kurang paham bahasa Upin Ipin Malaysia. Pakai bahasa inggris? Ka Nano
yang sudah beberapa kali keluar negeri. Dia terlalu fasih menggunakan
bahasa inggris dan menggunakan dengan sangat cepat saat bicara. Sehingga saat
yang lain tertawa oleh leluconnya, ane malah kebingungan hehehehehe. Dibalik lelucon
konyolnya, Ka Nano yang ternyata punya hobby jalan-jalan ini juga adalah
penggila sinetron Indonesia, dan beberapa penyanyi Indonesia seperti Rossa dan
Krisdayanti.
Yusof,
yang bernama panjang Muhamad Yusof Bin Ahmad, jurusan Agrobisnis, Universitas
Putra Malaysa, Malaysia. Yusof orangnya sabar bangeet. Keinget banget saat praktikum
Agro-Biodiversity, aku kebingungan dengan tenik klasifikasi tanaman dan
beberapa kali salah melakukan klasifikasi. Dia mengajariku dengan begitu
sabarnya. Bahasa inggrisnya fasih. Berbeda dengan Ka Nano yang gaya bicaranya
begitu cepat, saat bicara Yusof tidak
seperti sedang dikejar-kejar anjing, alias cukup pelan. Sehingga bisa aku
pahami dengan baik. Sama seperti Ka Nano, Yusuf juga diam-diam penggemar
sinetron Indonesia dan beberapa lagu Indonesia. Yusof sudah beberapa kali bolak-balik
ke Thailand.
Mada,
yang bernama lengkap Mada Triandala Sibero, jurusan Teknologi Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Indonesia. Wah ini nih Kakak yang baik hati, tapi
suka jail. Sangat kritis, aktif, dan pintar. Ka Mada adalah teman yang asyik
diajak diskusi. Walaupun jail, tapi sebenarnya oranya baik banget. Dia yang
membuat kelas jadi hidup. Ada orang kayak dia pula yang bikin semangat kritisku
memulih. Tapi, Ka Mada suka sekali berbelanja dan makan makanan mahal, huh.
Bahasa inggris Ka Mada termasuk salah satu yang terbaik dikelas. Bisa dimaklumi
karena ini bukan pertama kalinya Ka Mada ke luar negeri. Ini sudah kesekian
kalinya Ka Mada ke Thailand, dan sebelumnya Ia berada di Jepang selama beberapa
bulan.
Via, Vietnamese (Huyen and Cuyen), Titis (ane), Fadila
Fadila,
yang bernama lengkap Fadila Maulana Hafsah, jurusan Ekonomi Lingkungan,
Institut Pertanian Bogor, Indonesia. Mbak Fadil orang yang komunikatif, mudah
berteman dengan siapapun. Selama di Thailand, Mbak Fadil adalah Mbak terbaik
kami. Aku dan Via sayang sama Mbak Fadil. Bahasa inggris Mbak Fadil tidak kalah
bagus dengan Ka Mada. Posisi Mbak Fadil sebagai pengurus IAAS menjdikan Mbak
Fadil sering bolak-balik ke luar negeri. Sempat beberapa bulan di Eropa dan
dibeberapa negara di Asia.
Via,
yang bernama lengkap Via Liesdiana, jurusan Agroteknologi, Universitas Sebelas
Maret, Indonesia. Kami sama-sama dari karesidenan Banyumas. Bahasa kami
sama-sama ngapak. Kami satu kelas di kelas International. Summer school ini membuat kami semakin akrab. Via sangat friendly dan baik
hati. Dia selalu membantuku. Keluarganya sangat baik padaku. Dia mudah akrab dengan anak-anak di summer school. Bagiku, Via adalah salah satu sahabat terbaikku. Aku sayang padanya. Bahasa inggrisnya tidak berbeda jauh denganku. Kami sama-sama terlatih di kelas International di Universitas kami.
Vietnamese,
ada empat anak vietnamese yaitu Huyen, Nguyen, Linh, dan Cuyen. Ane juga tak
begitu akrab dengan mereka. Yang jelas kami sering keluar untuk makan malam
bersama. Karena bahasa inggris mereka kurang begitu lancar, ane jarang bicara dengan
mereka. Ya tentunya karena mereka sering kali bicara menggunakan bahasa
mereka. Anak Vietnam cukup lancar berbahasa inggris ialah Nguyen dikarenakan ini bukan
pertama kalinya dia keluar negeri. Tapi, anaknya kurang ramah lingkungan. So, itu
membuat ane kurang bisa akrab dengan anak ini.
Thai Student
Thai
student, ada beberapa Thai student tapi ane tidak begitu akrab dengan mereka. Kebanyakan mereka tidak bisa berbahsa inggris. Tapi yang jelas mereka sangat baik hati. Mereka yang selama ini menolong
apabila ada diantara kami membutuhkan bantuan. Keinget banget, ane akrab dengan
Thai Student bernama Dean, Na, dan Namwan. Mereka sangat perhatian. Dean, dia
adalah roomate ane. Hal yang membuat ane kangen sama Dean, karena Dean sangat
perhatian dan friendly, begitu juga dengan Na dan Namwan. Mereka sering
menghabiskan malam bersama denganku untuk mengobrol diruang meeting. Yang
apabila malam datang, mereka akan mengucapkan, selamat malam dan semoga mimpi indah. Selain itu ada Thai Muslem Club. Selama ini
mereka banyak membantu kami menyiapkan makan untuk berbuka puasa. Keberadaan kami
sebagai muslim yang statusnya minoritas (sebagian besar warga Thailand Buddhis),
keberadaan muslem club membuat kami merasa bertemu saudara.
Lao PDR Student
Lao
PDR, ada empat mahasiswa dari Lao PDR ialah Big Teacher, Small Teacher, Sanh,
dan Dodo. Big Techer dan Small Teacher adalah dosen di Savanakhet University,
Lao PDR. Big Teacher dan Small Teacher sangat baik hati. Mereka yang mengajari
kami saat kami kesulitan dalam mengaplikasikan GIS. Mereka pula yang mengurus
permasalahan di imigrasi ketika visa kami bermasalah di imigrasi Lao PDR. Mencarikan kami penginapan untuk beberapa hari ketika kami mengadakan
perjalanan ke Lao PDR. Sanh, dia juga anak yang friendly. Dia yang membantu
kami bicara apabila penjual tidak mengerti apa yang kami pesan. Ya tentunya
karena bahasa Thailand dan Lao PDR itu tidak beda jauh, layaknya Indonesia
dengan Malaysia.
Big Teacher, Small Teacher, dan Sanh menggunakan bahasa
inggris dengan cukup lancar. Ini juga bukan pertama kali untuk Sanh pergi
keluar negeri. Sebelumnya Sanh pernah beberapa minggu di Jepang, dan
beberapa kali bolak-balik Thailand. Dodo, ini dia yang paling lucu diantara
mahasiswa Lao PDR lainnya. Dia tidak bisa menggunakan bahasa inggris kecualai ‘yes’ dan ‘no’. Tapi, ternayata dia anak Rektor Savanakhet University.
Tapi yang paling pasti, mereka berempat sangat baik hati dan frendly.
Kelas dan Praktikum
Tema
program ini adalah short course, tidak beda jauh dengan semester pendek. Kuliah
kami sangat padat, dimulai pukul 09.00 sampai dengan 17.00 waktu setempat. Sistem
kuliah dilakukan dengan melakukan pertemuan sampai tuntas tanpa pemotongan oleh
mata kuliah lain. Jadi, apabila kita kuliah satu mata kuliah, selama materi itu
belum habis maka kita belum bisa mendapatkan materi kuliah lain. Positifnya, hal
tersebut menjadikan mahasiswa lebih fokus. Apabila ada praktikum pada mata
kuliah, jika teori telah selesai disampaikan oleh dosen kita akan langsung mempraktekannya
dilabolatorium. Tekniknya mirip seperti satu jam teori, satu jam praktikum.
Berbeda dengan praktikum dikampus kita, asisten praktikum bukan dari mahasiswa, tetapi seorang yang kompeten dibidang yang sedang kita praktekan. Bukan hanya
labolatorium, Kasetsart University CSC juga memiliki bebebrapa wilayah hutan,
perkebunan, sawah, peternakan, dan perikanan yang luas khusus untuk praktikum
mahasiswa. Dalam praktikum, kami sempat terjun ke hutan langsung. Menganalisis
bio-diversity dihutan dan melakukan penghijaun. Pengin banget ane ceritain tentang semua praktikum yang kami lakukan, tapi ane pengin cuti nulis bentar nih, jari-jari ane perlu istirahat padahal lg males nulis hehehehe.
example : Agro-Biodiversity Practice "buy somethings for cook"
Kantin
Ada
banyak kantin di Kasetsart University CSC. Ada kantin dengan gedung yang
permanen, ada pula kantin dengan gedung yang tidak permanen. Ane suka kantin disini, terutama kantin yang permanen dengan
gedungnya yang besar. Disana terdapat hampir semua jenis makanan, dan beberapa
buah-buahan. Selain itu, tempat makan juga luas dengan harga yang murah.
Bayangkan saja di Indonesia ane tidak pernah makan kelengkeng, dikarenakan
harganya yang sampai Rp 25.000/kg. Disini ane bisa beli kelengkeng 20 baht/kg
setara dengang Rp 5.000/kg. Betapa murahnya bukan? Lima kali lipat lebih murah bro. Selain itu, semua pedaganya sangat
ramah. Tetapi, karena disana jarang yang muslem, susah mencari makanan yang
halal ini yang bikin ane pengin cepet balik Indonesia.
Dinner outside together every night
Perpustakaan
Ane
tidak begitu paham dengan perpustakaan disini, dikarenakan lihat sampulnya saja
ane sudah tidak tertarik tulisan pakai bahasa planet semua. Tapi meski demikian, ane
beberapa kali menginjak perpustakaan disini sekedar untuk ngadem dan buka
internet. Disini, disetiap gedung mempunyai wifi yang hampir semuanya lancar
badai.
Transportasi
Bangkok
Electrical train, Bangkok, Thailand
Ini
nih yang cukup menarik, beberapa hari dibangkok ane naik kereta listrik yang
orang disana menyebutnya BTS gak tahu tuh singkatan apa, lupa ane hehehe. Itu
merupakan transportasi umum yang bisa digunakan hanya untuk jarak beberapa kilo
di Bangkok. Transportasinya sangat nyaman. Meski untuk bisa naik kereta listrk
ini harus memasukan beberapa koin untuk mendapatkan tiketnya. Sebelum itu kita
harus naik tangga dengan ketinggian dan panjang beberapa meter huft capek. Tapi
semua lelah akan segera hilang ketika kita sudah masuk didalam kereta,
brrrrrr.. dingin bro, efek AC. Tapi tidak beda jauh sama kereta di Indonesia. Pada saat sedang ramai, kamu akan susah dapat tempat duduk. Siapa cepat dia
dapat!
Masalah
transportasi lainnya, tidak beda jauh dengan Indonesia. Bedanya, kalau di
Indonesia macet karena banyaknya motor, di Bangkok macet karena bejubel mobil.
Disana jarang didapati motor seperti di Indonesia. Setelah mobil pribadi, taksi
pun ada dimana-mana panas dan macetnya itu loohh.
Sakon
Nakhon
Ini nih surganya Thailand
Angkot, Sakon Nakhon, Thailand
Ojek, Sakon Nakhon, Thailand
Di Sakon Nakhon transportasi utama untuk mahasiswa adalah sepeda. Sangat asyik bersepeda di kota tersebut. Selain kotanya terasa lebih adem, kendaraan yang lewat pun sangat jarang. Kamu akan jarang menjumpai lalu
lalang kendaraan disini. Dikota ini sangat sepi kendaraan. Kendaraan yang lewat
bisa dihitung setiap harinya. Terkadang terlihat seperti kota mati saat malam. Mungkin itu
disebabkan karena selain Sakon Nakhon itu kota kecil. Penduduk kota ini juga sedikit. Selain itu waktu itu masih masa liburan juga sih hehehe.
Around campus with bycicle every night
Organisasi
Cooking together with Thai Muslem Club
Sama
seperti di Universitas kita, disini juga terdapat berbagai organisasi. Ane
tidak bisa memberi tahu organisasi apa saja yang ada, karena ane belum begitu
paham. Yang ane tahu cuma muslem club, karena ketika
kami kesulitan mencari makan, mereka lah yang selalu membantu mencari
makanan yang halal. Bahkan kami sempat memasak bersama *kangen!.
Masyarakat umum
Temple, Sakon Nakhon, Thailand
Masyarakat
umum disini beragama Budha. Dimana-mana dijumpai tempat pemujaan. Terlihat
sekali ketika kita keluar kampus, sempat beberapa kali kami diajak untuk
mengunjungi tempat pemujaan itu. *rasanya aneh!. Tapi mereka semua sangat baik
hati, tidak ada agama yang tidak mengajarkan kebaikan kok. Masyarakat muslem
disini juga sangat baik hati terhadap sesamanya. Mereka yang selama ini begitu
banyak membantu kami. Bahkan ketika lebaran, mereka yang mengantarkan kami
menuju satu-satunya masjid yang ada di Sakon Nakhon. Mereka semua sangat
friendly *ini ngangenin!.
Berbeda
dengan di Bangkok, dimana terdapat begitu banyak orang asing yang berkeliaran. Di Sakon Nakhon masyarakat masih orisinal. Tapi yang perlu dicatet nih, hati-hati dalam bergaul, karena disana banyak dijumpai gay dan lesbi. Kamu bisa menemukan mereka dimanapun kamu berada tanpa kamu menyadarinya sayangnya ane gak pernah nyadar nih hehehe.
Dimana-mana kamu akan menjumpai anjing yang sering melonglong kalo lihat orang baru. Pernah beberapa kali saat keluar malam untuk mencari makan bersama, ane dan teman-teman dikejar-kejar anjing yg hobby melonglong. Bersyukur banget bukan ane yang kena tuh anjing, tapi teman ane yg dari Vietnam tuh yang teriak-teriak karena anjingnya dapet mangsanya huhuhu. Gak kebayang kalau sampe ane yang kena, gimana cara bersucinya supaya sholatnya sah ketahuan deh kalo ane kurang paham tata cara bersuci heheheehe.
Pasar dan Mall
Robinson, Sakon Nakhon, Thailand
Ada
bebrapa pasar yang ada di Thailand, baik pasar tradisional maupun Mall. Pasar tradisional tidak berbeda jauh dengan Indonesia kok. Disini pasar modern hanya
dikuasai oleh 7 eleven, yang bisa didapati dimana-mana. Yang berbeda disini
ialah pada Mall-nya dimana hanya terdapat satu mall terbesar dan satu-satunya, yaitu
Robinson. Mall terbesar disini ialah mall kecil yang ada di Indonesia. Sangat
aneh rasanya jika di Indonesia kita bisa menjumpai mall dimana-mana, disini
kita hanya bisa menjumpai satu mall, dan itu merupakan mall terbesar, yang mall
itu apabila dipindah ke Indonesia merupakan mall yang kecil.
Keinget banget
pernah nonton film barat dibioskop 3D di Mall Robinson bareng anak-anak dari
Indonesia. Baru pertama kali masuk bioskop, nonton film barat, tapi ngomongnya
pakai bahasa Thailand. Rasanya itu aneh luar biasa, planet bangeet dah. Ane cuma bisa merem melek
pas nonton. Tambah aneh, pada saat film akan dimulai, terlebih dahulu di bioskop
tersebut menayangkan lagu kebangsaan Thailand. Lalu, semua penonton berdiri untuk memberi hormat pada layar yang menayangkan lagu itu. Ane yang lagi asyik-asyik merem melek ditengah kebisingan, dipaksa juga untuk bangun dan memberi hormat pada layar besar didepanku itu.
Penghargaan mereka terhadap negara dan rajanya begitu besar. Salut banget dah!
Makanan
Pad Thai
Wahhh,
ini bagian yang rumit. Ane tidak begitu paham masalah kuliner Thailand. Biasanya ane cuma makan Pad Thai (mie goreng) dan Kai Lek Hai (nasi ayam). Selain itu untuk sarapan biasanya ane makan nasi goreng tanpa bumbu *hambar!. Yang ane tahu tuh lidah-lidah originalnya alias lidahnya orang
lokal itu suka banget sama makanan yang rasanya asem *eit dah, mereka
ngidaman!.
Yang jelas, kalau kami nyari sejenis daging ayam atau seafood itu tidak segampang di Indonesia. Disini lebih gampang nyari daging babi dibanding daging-daging lainnya. Jujur ane pernah makan sosis babi secara tidak sengaja. Ane kira itu sosis sapi bro. Gak mikir banget, bahkan sudah tahu selama berada di Thailand ane gak pernah nemu yang namanya daging sapi. Gimana iso ane berpikir tuh sosis sosis sapi yakini ane lupa apa emang bego sih huhu.
Yang jelas, kalau kami nyari sejenis daging ayam atau seafood itu tidak segampang di Indonesia. Disini lebih gampang nyari daging babi dibanding daging-daging lainnya. Jujur ane pernah makan sosis babi secara tidak sengaja. Ane kira itu sosis sapi bro. Gak mikir banget, bahkan sudah tahu selama berada di Thailand ane gak pernah nemu yang namanya daging sapi. Gimana iso ane berpikir tuh sosis sosis sapi yak
Dan, ane lihat di pasar tradisional Thailand banyak banget yang menjual sejenis serangga dan binatang tanah. Ane melihat teman dari Vietnam dan Laos memakan binatang itu mentah-mentah dan dengan wajah bahagia mengatakan kalo kandungan proteinnya banyak dan rasanya enak gak kuat ane lihat muka mereka pas nelen itu serangga, ampun dah, gila.
Pertanian Thailand
Kami
melakuakan banyak fieldtrip. Seebenarnya mau ane ceritain semua, tapi kalau ane ceritain ntar halamannya bisa sampai lebih dari 20 halaman ms word berasa buat rancangan novel. Terlebih lagi foto-fotoya juga super duper banyaknya, bisa nyampe 1000 foto ngalay dikit lah hehehe. Yang jelas dari kesemua yang ane alami disana
selama kurang lebih dua bulan, ane tahu kita semua sama. Bahkan dari segi
sumber daya manusia, sumber daya manusia Indonesia bahkan lebih cerdas. Anak
Indonesia begitu kuat dalam berteori, tetapi di Thailand selain berteori mereka juga kuat
dalam prakteknya. Hasil riset bukan hanya untuk pajangan, tapi dipraktekan, diaplikasikan.
Disana sangat terlihat jelas bahwa Raja Thailand sangat memperhatikan
rakyatnya. Raja sangat fokus dalam mengembangkan pertanian di Thailand. Hal itu
terbukti dari berbagai proyek yang dibuat Raja Thailand dan beberapa
kunjungannya terhadap beberapa wilayah pertanian di Thailand. Perkembangan pertanian
Thailand tidak mandeg. Terbukti dari berbagai hasil pemuliaan tanaman yang
banyak dijumpai dimana-mana, contohnya berbagai macam bentuk, warna, dan rasa
beras.
Berbagai ladang telah menggunakan teknologi untuk pertaniannya. Walaupun
tidak begitu terlihat pada tanah pertanian dengan lokasi yang sempit. Raja
Thailand juga telah menyediakan pasar dengan baik untuk memasarkan hasil
pertanian, serta tempat pengolahannya pun telah tersedia. Raja pun membanguan berbagai balai-balai penelitian dengan teknologi modern lengkap dengan penyuluhannya. Ya Thailand sedikit
banyak bisa disebut negara Agro-Industri
dengan pertanian dan pemerintahannya yang bisa kita acungi jempol!
Penutup
:
Sering
kali banyak orang mengira berada dinegeri orang itu bahagia sekali. Ya sedikit banyak itu benar, siapa yang tidak bahagia mengunjungi negeri baru yang
tidak pernah kita kunjungi sebelumnya. Pengalaman baru, teman-teman baru, makanan
baru dan banyak hal baru lainnya. Tapi disisi lain, kesedihan juga pasti ada. Jauh
dari keluarga, perbedaan budaya, perbedaan agama, menjadi minoritas. Ditambah
lagi apabila kita tidak punya kemampuan survive yang memadai, hal tersebut
menjadikan hidup diluar negeri itu sulit. Tetapi ada pula sebagian orang yang
lebih menyukai hidup diluar negeri dibanding di negerinya sendiri. Ada banyak
hal yang melatar belakangi hal tersebut.
Ane
pengin menutup tulisan ini dengan kata bijak nih. Negara orang akan nyaman ditinggali, tapi
tidak untuk waktu yang lama. Sebab senyaman-nayamannya
negara orang, lebih nyaman dirumah sendiri. Tapi
dalam beberapa waktu kamu tetap perlu keluar. Agar kamu dapat melihat dunia
dengan jangkauan yang lebih luas. Oke, deal.
Finnaly pic :
I and Via in the welcome party, Sakon Nakhon, Thailand
Ucapan Terimakasih
Trimaksih untuk para sponsor ane, Mamaku
tersayang untuk doa dan perjungannya, Thai
Goverment, Kasetsart University, Universitas Sebelas Maret, BNI,
BAZ Kab. Banjarnegara, BMT Atunnisa Palur (Solo Karanganyar), Kemendiknas Kab. Banjarnegara, serta Via
Liesdiana untuk segala bantuan dan kerjasamanya. I love you.




















Comments
Post a Comment