Fenomena Dunia
Tulisan ini tentu penuh dengan kekurangan, dan
tentunya akan sangat menyentil pembaca. Penulis juga sedang belajar, dan hanya
ingin menyampaikan sedikit pemikiran.
Bodoh, aku tidak salah mengatakannya. Benar, didunia
ini mayoritas dihuni oleh orang-orang bodoh sebanyak 70%, sisanya orang idiot
20% dan orang pintar 10%. Sebanyak 70% mayoritas penduduk bumi ini adalah
orang-orang bodoh. Aku tahu, dengan menulis ini, akan banyak yang kontra dengan
tulisanku, sebagian besar kalian akan membenciku karena dianggap sembarangan
bicara, sebagian yang lain akan berbicara tentang pikiranku yang aneh. Tidak
masalah bagiku, karena aku meyakini, aku tidak melawan kata hatiku dan kata
hatimu ~_^
Tahukah Kamu kenapa aku berbicara demikian ?
Ayo kita mulai pembicaraan :
A.
Fakta
Pada
faktanya, kita didunia hanya mengabdi pada dunia. Kita belajar, kita mencari
nilai, bukan untuk mencari ilmu, sebagian besar dari kita sekolah hingga
menjadi profesor adalah untuk mencari kemapanan hidup, jabatan, UANG !
Orang
bodoh adalah orang yang menyukai dunia, orang idiot adalah orang yang tidak
punya tujuan hidup, orang pintar adalah orang yang tidak tertipu oleh dunia.
Trus penulis masuk yang mana dong ?
Tidak
masuk ketiga golongan, soalnya aku suka dunia, tapi juga takut dosa :-D
hehehehehehe
Coba
kita sedikit amati. Sedari dulu kala, kita belajar matematika. Mengotak-otak
aljabar, integral, statistika, phytagoras, tetapi pernahkah kamu memahami
aplikasinya untuk mewujudkannya sebagai sesuatu yang bermanfaat ?
Boro-boro
aplikasi, rumusnya saja sudah terlupakan (rada curhat sih)
Bahkan aku tidak pernah melihat juara olimpiade matematika negeri ini mampu menaikan kurs rupiah mengalahkan euro dan dolar.
Bahkan aku tidak pernah melihat juara olimpiade matematika negeri ini mampu menaikan kurs rupiah mengalahkan euro dan dolar.
Sedari
dulu kala, kita mempelajari kimia. Ikatan polar, kovalen, dan reaksi-reaksi
kimia. Tapi tahukah kamu cara memanfaatkannya untuk kehidupan ?
Boro-boro,
bahkan dulu untuk menghitung hasil reaksi saja sering salah hitung (curhat lagi)
Bahkan
aku tidak pernah melihat ahli kimia mampu menciptakan ramuan kimia yang mampu
mengkultur sel manusia menjadi bentuk manusia seutuhnya.
Hmmm,
apalagi fisika, ini adalah mata pelajaran dimana aku selalu mendapat nilai
terjelek dikelas, aku tidak berani mengkritisi. Toh sudah jelas, sudah pasti
belum ada ahli fisika yang mampu mengalahkan karya Einstein.
Biologi,
bahkan aku melihat kita belum memahami apa itu proses reproduksi pada mamalia
dan tanaman. Bahkan kita tidak dapat menjawab kenapa embrio pada biji tanaman
disebut tanaman mini, bukankah sebagai calon insinyur pertanian ini hal yang
sangat memalukan.
Orientasi
pendidikan kita bukan ilmu, tapi dunia. Uang, jabatan, kekuasaan, wanita
(khusus pria), itulah tujuan pendidikan mayoritas kita, maybe. Pada faktanya,
selama berpuluh tahun kita berpendidikan, kita masih tetap menjadi bodoh,
sebagian besar dari kita sebenarnya belum mengerti apa yang telah kita
pelajari, sekalipun mereka mendapat nilai paling tinggi disetiap tes.
Tidak
pantas kita mengejar dunia, jika begitu kamu tertipu. Loh kenapa ?
Okay,
ingin tahu jawabannya ?
Mari masuk pada inti apa yang ingin
kusampaikan Kawan:
B.
Otak
Aku dengan yakin
mengatakan ini, karena aku terinspirasi oleh buku yang ditulis oleh Harun
Yahya, dari gaya tulisannya sudah menunjukan dia adalah penulis cardas.
Kau tahu otak Kawan ?
Pasti Kau tahu lebih
dari aku. Otak, benda aneh yang terkurung dalam tempurung kepala, tempurung
kepala yang keras dan tertutup, terisolasi, dimana tidak memungkinkan cahaya
dapat masuk kedalamnya. Lalu bagaimana kita dapat melihat, melihat teman, buku,
laptop, dan benda-benda lainnya ?
Bagaimana mungkin kita
dapat melihat padahal otak kita saja sedang terisolir diruang isolasi yang
tanpa penerangan sedikitpun.
Lalu apa yang kita lihat sebenarnya ?
Otak hanya bisa
menerima aliran listrik dari neuron-neuron yang saling terkait, mengalir. Yaaa,
aliran listrik, aliran listrik itulah yang meminta otak membentuk
imajinasi-imajinasi yang dapat kita lihat sebagai benda yang bisa kita indra.
Sentuh, bau, rasa, dengar, lihat, itu hanya imajinasi yang dibuat otak. Pada
faktanya, kita tidak pernah bersentuhan langsung dengan materi. Sekali lagi,
itu hanya KHAYALAN OTAK.
Dan, setiap apa yang
otak kita imajinasikan, itulah yang harus kita hadapi. Karena sebenarnya, kita
sedang diuji oleh pencipta otak itu sendiri. Apakah kita akan tertipu ?
Yaaaa, itu tergantung
kita. Hidup itu kan memang pilihan J
Lah trus, kalau dunia
ini hanya imajinasi yang dirangsang oleh otak, lalu apa yang nyata sekarang ?
Kau ingin tahu apa yang
nyata ?
Yang nayata adalah pikiran kita, karena pikiran kita bukan berasal dari rangsangan indra, tetapi dari jiwa kita. Jiwa kita mengarahkan bagaimana kita harus menghadapi setiap permasalahan yang ditumbulkan oleh aliran listrik dari otak. Jiwa yang bersih, akan mengarahkanmu pada perilaku positif. Bagaimana pola pikirmu, menentukan siapa dirimu.
Yang nayata adalah pikiran kita, karena pikiran kita bukan berasal dari rangsangan indra, tetapi dari jiwa kita. Jiwa kita mengarahkan bagaimana kita harus menghadapi setiap permasalahan yang ditumbulkan oleh aliran listrik dari otak. Jiwa yang bersih, akan mengarahkanmu pada perilaku positif. Bagaimana pola pikirmu, menentukan siapa dirimu.
Menurutku (karena aku
belum pernah baca sumber yang mendasari pendapatku ini) yang nayata didunia ini
adalah yang bersumber dari hati dan pikiranmu.
C.
Nyata
Cinta
itu adalah nyata, karena ia bersumber dari hati. Aku tidak dapat
mendeskripsikan cinta lebih luas, kita memiliki versi cinta kita masing-masing.
Perasaan itu nyata, perasaan yang positif adalah ketika perasaan itu murni dari
hati, terlepas dari ketertarikan atas rangsangan indra. Dan perlu ditekankan,
cinta yang dimaksud disini bukan tentang cinta menjijikan seperti yang kita
pahami cinta dalam pacaran. Yang dimaksud disinia dalah cinta yang tulus, cinta
pada hewan, cinta pada kedamaian, cinta pada sahabat, cinta pada orang tua, dan
cinta pada sesuatu yang lain dimana cinta tersebut dapat dikategorikan pada
cinta yang tulus.
Sukses,
sebuah kata yang dengan makna yang masih absurd, setiap orang memiliki versi
sukses masing-masing, tetapi tak dapat dipungkiri kesuksesan yang diharapkan
sebagian besar orang lebih pada terpenuhinya nafsu alamiah manusia. Kita merasa
sukses jika mendapat suami/istri rupawan, harta melimpah, kedudukan tinggi,
penghormatan dari masyarakat, dan merasa sukses pula ketika kalimat kita
dihiraukan orang lain. Sukses ketika tak perlu banyak bergerak, uang sudah
datang menghampiri, sukses ketika kita melakukan sedikit tetapi mendapatkan
lebih.
Memang, kita memilki
versi sukses masing-masing, dan setiap versi sukses itu bukan suatu yang mudah
untuk didapat, semudah kita membalikan telapak tangan. Setiap versi sukses kita
memang memiliki petunjuk, cara, dan jalannya masing-masing. Dan, disetiap
jalannya kita memerlukan kemampuan bertahan (survive) agar bisa menyentuh dan
memeluk sukses yang kita damba.
Tetapi yang perlu
ditekankan disini, sukses itu bukan masalah harta, kehormatan, jabatan,
rupawan, tetapi masalah hati dan pikiran. Sukses itu adalah tentang apa yang
membuatmu bahagia. Sukses adalah impian, dan impianmu adalah nyata. Karena impianmu adalah tentang pikiranmu. Impianmu
menjelaskan sebagian dari kualitas dirimu.
Ilmu,
ia
adalah nyata. Ia bukan bersumber dari indra, tetapi dari penciptamu. Ilmu
itulah yang akan mengantarmu pada kebahagiaan jiwamu. Tidak banyak yang bisa ku
jelaskan tentang ini, karena aku belum menemukan dasar kolerasi yang kuat untuk
menceritakan ini dengan lebih gamblang. Mungkin dilain kesempatan. Ilmu, tidak akan membuat orang sombong. Ilmu, tidak akan membuat orang tersakiti. Ilmu, tidak akan membuat orang saling membenci.
Orang bodoh, adalah orang yang sebenarnya kamu melihatnya, dan menyebutnya sebagai orang pintar. Dan, orang idiot adalah orang yang menyebut orang bodoh sebagai orang pintar. Tetapi orang pintar, mungkin adalah orang yang sering kamu caci, benci, ejek, dan kamu menyebutnya idiot.
Dunia tanpa ilmu, membuat segalanya seperti roda, padahal faktanya hidup itu bukan roda. Tetapi perjalanan.
Orang bodoh, adalah orang yang sebenarnya kamu melihatnya, dan menyebutnya sebagai orang pintar. Dan, orang idiot adalah orang yang menyebut orang bodoh sebagai orang pintar. Tetapi orang pintar, mungkin adalah orang yang sering kamu caci, benci, ejek, dan kamu menyebutnya idiot.
Dunia tanpa ilmu, membuat segalanya seperti roda, padahal faktanya hidup itu bukan roda. Tetapi perjalanan.
Hanya
orang-orang bodohlah yang tertipu oleh dunia.
Semoga
tulisan ini bermanfaat, Amiin ~_^

Comments
Post a Comment