Seandianya Aku Pro PNS
Sore
itu tidak mendung. Cuaca cukup bersahabat. Di sebuah sudut cafedangan ku
sempatkan bertemu dengan Dilan, seorang kawan lama. Pukul 17.00 WIB aku sampai di lokasi. Dilan, ia sudah terlihat berada di meja nomor 11, menunggu kedatangan ku. Kami bertegur sapa, sekedar basa-basi singkat kemudian memesan makanan. Sebenarnya aku baru saja memakan bubur ayam yang ku beli di warung sebelah rumah. Tetapi, aku ke sini memang hanya untuk bertemu Dilan, bukan untuk menghilangkan lapar. Kulihat Dilan sudah memesan jus stroberry. Ah dia masih sama, masih tidak bisa lepas dari jus buah mungil itu. Aku pun segera memesan es jeruk dan cemilan ringan, seperti kerupuk misalnya. Ah, meski aku sudah lama tinggal di kota, aku masih belum bisa melepaskan lidah ndeso ini. Kami memulai obrolan.
"Sekarang lowongan CPNS sedang booming. Bagaimana, apakah kamu juga tertarik mendaftarnya?" tanya Dilan, membuka percakapan.
Pembukaan yang menarik, karena aku pun begitu sentimen dengan lowongan yang di grudug banyak pelamar ini.
"Kau tahu Kak. Aku
heran, aku pun terus berpikir dan menerawang. Apa sebenarnya alasan banyak
orang dan kawan-kawan ku memilih mendaftar sebagai CPNS." uangkap ku kemudian.
Dilan jelas tahu aku tidak memiliki ketertarikan mendaftar sebagai pegawai negeri. Ia hanya sedang bergurau, memancing ku untuk ngoceh panjang.
"Setiap
orang itu punya..."
"Stop stop stop.." aku langsung memotong kalimatnya seolah tahu persis apa yang akan dikatakan.
"Ini bukan pertanyaan. Aku pun tidak bermaksud bertanya pada mu Kak. Jadi kamu pun tidak perlu menjawabnya. Aku hanya ingin bercerita." lanjutku.
Dilan, ia langsung mengambil secangkir jus yang ada di hadapannya. Kemudian menatap ku dengan tatapan yang sudah sangat ku kenal. Ia tahu persis aku selalu begini.
"Baiklah, aku mengerti. Lanjutkan ceritamu" pintanya kemudian.
"Apa ya alasannya..aha sepertinya aku mengerti. Mereka orang-orang yang mendaftar CPNS pasti orang-orang yang putus asa. Mereka tidak percaya kalau mereka bisa lebih hebat dari PNS, bisa lebih kaya dari PNS, punya masa depan lebih cerah dari seorang PNS. Ya mereka orang-orang yang berputus asa dan tidak percaya pada diri sendiri", lanjutku dengan nada yang semakin kuat.
"Setiap orang memiliki alasan masing-masing yang tidak bisa di samakan Bela", ujarnya singkat.
"Klasik. Mereka orang yang berputus asa. Kuliah tinggi-tinggi cita-cita kok jadi PNS. Gak keren blass," ungkap ku mulai kesal sendiri.
Sunyi. Tanpa tanggapan. Dilan tersenyum-senyum sendiri kemudian kembali meminum jus miliknya yang tinggal setengah gelas.
"Teman-teman meminta doa pada ku. Seandainya aku pro-PNS aku pasti doakan. Sayangnya tidak. Jadi aku biarkan mereka dengan doa yang mereka usahakan sendiri," imbuhku.
Suara adzan mulai terdengar. Sudah pukul 18.00 WIB. Dilan menatap ku. Aku tahu artinya. Ia menginginkan ku untuk segera pulang. Ia tak menyukai apabila aku keluar rumah hingga malam.
"Pulanglah sekarang. Senang bisa berbicara dengan mu meski cuma sebentar. Kamu masih sama, masih Bela yang ku kenal," pintanya.
Suasana seolah berubah. Aku yang begitu semangat bercerita, seperti terkena petir mendadak. Ada yang perih di sudut hati ku. Tak terasa peluh keluar dari sudut mata ku. Sudah hampir dua tahun aku tak berjumpa dengan Dilan. Kini ia di Jogja. Beberapa hari yang lalu ia mengikuti tes CPNS di Jogja. Ia menemuiku hanya untuk berpamitan kembali.
"Aku akan kembali. Percayalah aku akan menjemput mu dalam waktu dekat ini. Aku mencintai mu Bela, kau tahu itu," ujarnya meyakinkan ku kembali.
Aku diam. Mengangguk. Dan segera mengambil langkah keluar cafedangan tanpa melihat kembali ke belakang. Sesampainya di rumah, ada pesan masuk. Dari Dilan.
Bela..
Aku tidak lolos tes CPNS tahap berikutnya
Segera ku ambil air wudhu. Sholat. Kemudian ku rebahkan tubuh ke kasur, menarik nafas panjang. Aku jelas tidak bersedih dengan kabar ini. Aku sangat mengenal Dilan. Sudah lebih dari lima tahun kami berteman dekat. Aku tahu Dilan pria yang cerdas. Dilan berhak atas kesuksesan melebihi kesuksesan ambigu yang di peroleh seorang PNS. Aku tak tahu kini aku di mana. Jiwa ku masuk ke alam mimpi. Membawa harapan indah di esok hari. Selamat malam pembaca. :-D :-D

Prolog bagus..kata2 mudah dimengerti tp alur kurang mantap trs Knp kayak d sambar petir persaan g ada kejadian yg aneh. Trs si dilan blg klu dia mencintai bela tp bela mgungkapkan klu mereka bertmn slm 5 tahun ini..jd aq msh blm mngerti hbngn mreka dan ekspresi lebay bela
ReplyDeleteHahaha yaaa. Mereka berteman dekat, tp tidak pacaran meskipun tahu klo mrk berdua sebenarnya saling mencintai. Secara tersirat aku bermaksud menceritakan klo Bela dan Dilan adalah tokoh yg antimainstream. Terimakasih masukannya kakak
Delete