Bumiku Hancur


Tangismu menyeruak..

Membanjiri ruangan sunyi nan dingin ini..

Seperti alunan melodi indah..

Hati ini menari..

Bersenandung..

Bergembira dengan kelahiranmu..


Tangis tawamu..

Seperti pelangi yang elok..

Betapa Maha Kuasa Tuhanku..

Mencipta manusia seindah paras dan sorot matamu..

Menyembulkan harapan-harapan indah tentang masa depan..

Kamu putraku, kesayanganku..


Hingga suatu ketika badai itu datang..

Seolah tanpa permisi..

Semesta membawamu pergi..

Meruntuhkan seluruh mimpi-mimpi..

Dan jiwa ini..


Aku hancur..

Bumi ini hancur..

Aku benci..

Aku benci pada Tuhan yang mengambilmu..

Tanpa peduli bagaimana perasaanku..

Aku benci pada mentari yang bersinar cerah esok hari..

Tak punya empati !

Aku benci pada kebahagiaan yang tersebar di sosial media..

Mereka buatku sadar..

Hanya bumiku..

Bumiku saja..


Bumiku saja yang hancur  !

Bukan bumi Tuhan..

Bukan bumi mereka..

Bumiku saja..

Bumiku saja..


Aku masih disini..

Menetap dan tinggal..

Dalam rindu yang sunyi..

Dalam sesal yang abadi..

Tertidur..

Dalam kenangan tiga bulan yang begitu berarti..


Kini aku berjalan..

Sebab dunia masih terus berjalan..

Mengikuti perputaran waktu..

Aku berjalan..

Bersama luka dan rindu..


Hingga mataku terbuka..

Bahwa setiap hati bisa terluka..

Tapi air mata yang menetes deras..

Melukai mereka yang mencintaimu..

Aku tegak berdiri..

Harus !


Aku terus menata hati..

Bersama berjalannya waktu..

Berproses menuju ikhlas..

Memaafkan diri sendiri..

Memaafkan takdir..

Memaafkan keadaan..


Bersama cinta dan bahagia yang tersisa..

Aku ingin hidup bahagia..

Sebab aku ingin..

Mereka yang mencintaiku berbahagia juga..

Putraku, juga mencintaiku  !





Comments

Populer Post

Penipuan Panggilan Tes Perusahaan Menggunakan Email dan Agen Travel

Resensi Novel Pesona Izmir

Libur Nasional Covid 19