Posts

Showing posts from 2018

Tulisan untuk Maya

Image
Angin yang berhembus kencang masih sigap menerjang pepohonan. Rintik hujan masih setia mengiringi siang yang terbungkus awan. Cuaca diakhir tahun ini memang nampak semakin tak menentu. Ya, aneh menurutku. Diawal musim penghujan, bencana justru datang bertubi menghantam negeriku. Bencana banjir dan longsor yang salah satunya terjadi juga di Jakarta. Gempa Palu Sigi Donggala. Pesawat Lion Air Jatuh. Kekeringan yang melanda beberapa daerah. Sampai yang terkini, erupsinya Anak Gunung Krakatau yang imbasnya berupa tsunami Banten dan Lampung. Nampaknya alam tengah berusaha melakukan penyeimbangan diri. Cara alam melakukan penyeimbangan nampak sadis, atau mungkin alam mulai bosan mengingatkan, tak menemukan cara yang lebih baik dari bencana ini agar kita sadar. Entah, hanya Tuhan dan alam sendiri yang tahu. Ah, tapi bukan cuaca apalagi bencana yang ingin aku bahas disini. Bukan bukan. Bukan ini. Oke ayo fokus lagi. Hari ini, sambil menemani Beela bermain,  ditengah dinginnya udara...

Ijinkan Aku Menjadi Ibu

Image
foto ilustrasi dari google.com Musik mengalun, menyatu dengan setiap tamu yang tengah menikmati hidangan. Alunannya syahdu, mengundang rindu setiap pembeli untuk datang kembali. Mereka nampak menikmati setiap hidangan yang telah di pesan . Nuansa D’Lala Resto yang di buat menyerupai taman turut mempersejuk suasana. Sementara di luar sana, terik mentari masih menyengat setiap kulit yang terbuka, meninggalkan paparan radioaktif yang merubah warna melanin menjadi lebih kegelapan. Hari itu adalah hari Jumat. D'Lala Resto terbilang lebih ramai dari biasanya. Ditengah hilir mudik kendaraan, mobil merah yang tak asing berplat AD itu datang kembali. Ia sering terlihat berkunjung ke resto, aku masih mengingatnya. Pria berpostur tinggi besar dengan kulit putih keluar dari dalam mobil. Rambutnya tertata rapi. Pria itu selalu menggunjungi resto dengan wajah merona, sumringah. Namun hari ini dia nampak berbeda. Kali ini wajahnya tertutup awan, mendung, dan murung. Setelah lima...

Ketika Melia Memanggil

Image
ilustrasi foto google.com Hari ini aku sedang ingin membaca buku. Buku Dilan. Iya.. Dilan, yang filmnya baru-baru ini sedang booming. Padahal sebelumnya, aku sudah berkali-kali melihat buku Dilan di Gramedia tanpa rasa tertarik sedikit pun. Buku bersampul remaja putih abu-abu, paling isi ceritanya tentang roman picisan basi, tidak ada menarik-menariknya sama sekali, pikirku. Siapa yang menduga novel ini akan booming bahkan filmnya mampu meraih lebih dari 6 juta penonton. Jumlah yang fantastis bukan? Aku pun di paksa oleh  rasa penasaranku untuk membaca buku serial Dilan ini. Ah, menyebalkan juga sih.. Tuit... tuit.. tuit.. ada pm masuk ke handphone ku.. Bila, bisakah kita ketemu malam ini? What? pesan dari Melia? Bukankah dia sedang di Bandung? pikirku. Lho, kamu di Solo Mel? Iya, aku di Solo Melia memang selalu mengejutkan, batinku. Oke, ketemu dimana? Tempat biasa ya. Jam 7.. Okee Melia adalah sahabat ku, kami bersahabat sejak masih di bangku kuliah. M...

Siluet Senja di Fakultas Seni

Image
(foto ilustrasi google.com) Ping...suara bbm masuk, dari Laksmi, redaktur ku. Bil, kamera kamu kembalikan besok saja Kamu simpan baik-baik ya Segera ku lanjutkan langkah. Siang itu cuaca cerah. Seperti biasa, sebelum pulang kuliah aku selalu mampir ke fakultas seni. Sejak beberapa hari yang lalu aku memang sering bertandang ke fakultas ini untuk belajar fotografi. Seperti banyak orang ketahui, fakultas seni adalah gudangnya anak-anak nyeleneh yang kreatif dan produktif. Di bidang seni fotografi mereka juga ahlinya. Jadi, tak salah jika aku memilih anak fakultas seni sebagai guru fotografi.                                                                 ...