Perang Badar 2020


"Dasar bodoh. Pliss deh tis nggak usah pekok pekok amat deh. Cobalah untuk tidak keras kepala."

Itu kalimat pembuka yang dilontarkan Maya saat menelfonku malam tadi.
Aku tak menggubrisnya seperti biasa.

"Oke aku tahu kamu ingin menjadi pewirausaha, tapi realistis sedikitlah. Dengan menjadi pegawai negeri, kamu pun bisa berwirausaha. Sekarang kamu pikir, dari mana kamu bisa dapat banyak uang untuk usaha?"

"Pinjam dana mba", jawabku singkat.

"Nah, siapa yang mau meminjamkan dana 200 juta ke kamu, kalau bukan bank tis?"

"Adalah mestinya", jawabku masih dengan santai.

"Eh adek kecil, kamu boleh meremehkan aku, kamu boleh tidak percaya sama aku. Tapi kali ini, aku Maya, memohon supaya kamu mau mengikuti seleksi CPNS tahun ini. Ini aku memohon sama kamu tis. Setelah itu terserah kamu mau melakukan apa terserah."

Aku masih terdiam.

"Tis, nanti kalau kamu jadi PNS, kamu bisa menggadaikan SK kamu untuk modal usaha."

Aku masih enggan merespon.

"Masa depan Beela juga jadi terjamin. Kenapa aku peduli banget sama kamu? Sama kamu sebenarnya aku tidak peduli, bodoh amat aku sama hidup kamu. Tetapi aku sayang sama Beela, anak kamu tis. Aku kasihan, aku sedih jika melihat Beela berjuang dengan ketidakpastian yang kamu buat. Inget tis, kamu sudah menjadi ibu. Jangan egois. Penyesalan itu datangnya belakangan. Jangan sampai kamu menyesal nantinya. Pokoknya kamu daftar CPNS tahun ini ya pliis."

Aku menarik nafas panjang. Huffffttt...

"Baik Mba. Aku mendaftar CPNS tahun ini."

"Anak pinter", pungkasnya menutup percakapan.

Suara Maya sudah tak terdengar lagi. Ia menutup teleponnya.

Aku merenung. Memikirkan kata-kata Maya. Tadinya aku tak begitu serius berkata "iya" pada Maya. Lama aku memikirkan hal ini. Maya mungkin benar, masa depan Beela tergantung pada keputusanku hari ini. Setelah aku pikirkan masak masak... akhirnya...

Aku pun memutuskan untuk mengambil bagian dalam "Perang Badar" CPNS tahun ini. Demi menjadi prajurit handal dimedan pertemuran, aku pun mempelajari dan berlatih rutin dengan sebaik mungkin.

Pertempuran ini tak mudah, aku harus menumpas 1.610 pasukan musuh dan harus keluar sebagai pemenang. Bismillah, jika ini baik bagiku, jika ini jalan rizqi untukku, maka insyaallah Allah akan memudahkan jalanku. Aamiin Ya Rabbal'alamin.

Aku berperang dan berprinsip "rizki itu tidak akan tertukar, dia tahu siapa pemiliknya."




Comments

Populer Post

Penipuan Panggilan Tes Perusahaan Menggunakan Email dan Agen Travel

Resensi Novel Pesona Izmir

Libur Nasional Covid 19