Tafsir Mimpi

JULI 2019

Pagi ini pukul 06.00 WIB, udara terasa sejuk. Dedaunan masih nampak berembun. Kambing dan sapi di peternakan kamipun tak bersuara. Tanda mereka masih terlelap.

"Sedang apa Ma?"

Suara Budi, suamiku terdengar dari kejauhan.

"Tidak. Cuma sedang melihat hewan ternak kita Pak", balasku sedikit berteriak.

Aku pun bersegera menemui suamiku yang tengah duduk santai didepan rumah.

"Ngapain sih Ma pagi-pagi begini kok sudah ke belakang rumah (peternakan)?"

"Cuma lihat-lihat saja Pak."

"Oh"

"Btw Pak, tadi malam Mama mimpi aneh banget. Tau gak Pak Mama mimpi apa?"

Sambil duduk santai didepan rumah, aku memulai percakapan ringan dengan suami.

"Memangnya mimpi apa Ma?"

"Mama mimpi kita punya anak lagi Pak. Anak kita cewek lagi. Kita memberi dia nama Maryam Salsabeela Azzahra", jelasku sambil tertawa heran.

"Oh ya. Tapi kok namanya Maryam Ma, kayak nama orang Kristen saja Maryam."

"Maryam itu bukan cuma milik orang Kristen lho Pak. Buktinya Maryam sudah disebut berkali-kali dalam Al Qur'an sebagai wanita suci, Ibunda Nabi Isa. Bahkan ada surat tersendiri yang membahas tentang Maryam."

Suamiku terdiam, nampak enggan menanggapi serius mimpiku.

AGUSTUS 2019

Tak lama berselang, aku bermimpi kembali. Aku melahirkan seorang putri yang diberi nama Aisyah Salsabeela Azzahra.

"Pak, Mama mimpi punya anak lagi. Tapi kali ini namanya bukan Maryam, tapi Aisyah Salsabeela Azzahra", ujarku pada suami.

Meski tak serius menanggapi mimpi itu, tapi ada rasa bahagia. Didalam hati kecilku, meski bukan dalam waktu dekat ini, aku memang ingin memiliki anak lagi.

"Bagus ya Pak namanya. Mimpi pertama namanya Maryam, mimpi kedua namanya Aisyah", lanjutku.

"Aisyah Ma?"

"Iya Pak, nanti anak kedua kita diberi nama Maryam atau Aisyah ya Pak. Cantik namanya", jelasku sambil tersenyum.

"Jangan Mariam ah Ma, kayak orang kristen."

"Ih dibilangin Mariam itu bukan orang kristen kok ngeyel sih Pak."

Suamiku terdiam. Enggan melanjutkan percakapan.

SEPTEMBER 2019

"Pak, aku mimpi Ikah meninggal. Artinya apa ya?"

Samar-sama aku mendengar suara adik iparku bercakap dengan mertuaku diruang keluarga yang lokasinya bersebelahan dengan kamarku.

Aku masih berada dikamar, sudah terjaga, tapi masih enggan membuang selimut yang menutupi tubuhku.

"Artinya bagus put."

"Bagus piye Pak?"

"Kalau Ikah mau sidang skripsi ya lancar dan nilainya bagus", jelas mertuaku.

Aku mulai membuang selimut, lalu mengikat rambutku yang terurai.

"Tapi artinya ndak piye piye kan Pak?", adik iparku mencoba memastikan kembali, berusaha meyakinkan diri sendiri.

Aku membuka gorden pintu kamar, lalu berjalan menuju ruang keluarga, tempat keluarga besarku kini berkumpul.

"Ndak Put", tegas mertuaku.

Mereka terdiam.

"Pak, beberapa bulan ini aku juga bermimpi memiliki anak lagi, anaknya perempuan. Artinya apa ya Pak?", tanyaku pada mertuaku, mulai membuka obrolan.

"Artinya jelek itu."

"Maksudnya Pak, jelek bagaimana?", slidikku.

"Jika kamu memiliki cita-cita dalam waktu dekat ini, cita-cita itu belum bisa terwujud", jelasnya.

"Anakkan anugerah, rejeki, kok artinya bisa jelek seperti itu ya Pak?"

"Mimpi itu ya memang seperti itu nduk, tidak sama dengan kenyataan."

Aku terdiam. Tanda mengiyakan. Jauh dalam hati kecilku, aku sama sekali tak yakin dengan tafsiran mertuaku.

Bagiku mimpi adalah mimpi, dia adalah bunga tidur. Sepanjang hidupku, tentu aku sering bermimpi, tapi aku tak pernah benar-benar paham tafsirnya. Aku pun tak memiliki hasrat untuk menanyakannya.

OKTOBER 2019

"Buuuud Buuud, itu kambingmu kenapa, kok tidak bisa bangun. Coba tengok sana", ujar mertuaku agak berteriak pada suamiku.

Aku dan suamiku yang tengah bersantai didepan televisi jelas kaget.

"Mamak ada apa itu Pak, teriakin kambing kita?"

"Nggak tahu Ma."

Suamiku bergegas kebelakang, memastikan kondisi kambing ternak kami. Aku menyusul dibelakang, menggendong putriku, Beela.

Aku melihat salah satu kambing peternakanku sakit. Tidak bisa bangun, tidak bisa berjalan. Kambing itu hanya bisa berteriak lirih, nampak sangat menderita, menahan sakit. Aku tertegun.

"Kambing kita kenapa Pak?," tanyaku pada suami yang sedang mengurus kambing sakit itu.

"Tidak tahu Ma. Tadi pagi baik-baik saja. Ini tiba-tiba sakit."

"Apa bisa diselamatkan?"

"Kita berdoa saja ya Ma, semoga nanti setelah diobati bisa sembuh."

Aku terdiam. Berharap. Meski harapan itu terlihat menipis.

"Kambing itu milik investor kita Pak"

"Iya paham Ma"

Malam harinya, kambing itu sekarat. Suamiku bergegas membelihnya sebelum benar-benar menjadi bangkai. Kemudian menjualnya dengan harga murah. Berbanding 1 : 6 dengan harga belinya.

NOVEMBER 2019

Kekeringan panjang melanda daerah kami. Sumber air mulai mengering. Pakan ternak hijau mulai sulit didapatkan. Suamiku sedang getol mempelajari pembuatan pakan alternatif untuk mengantisipasi kekurangan pakan ternak. Terlebih kini salah satu kambing kami sudah memiliki anak.

Namun, beberapa minggu berselang, kambing babon sakit. Dadanya terluka tanpa kami pahami sebabnya.

"Dua kali berturut-turut Pak, kambing kita sakit dan mati", ujarku bingung.

"Belum mati Ma kambingnya"

"Dari pada mati Pak, jual saja hari ini kambing yang sakit itu. Kalau sudah mati nanti kita rugi besar. Kemungkinan kambing itu selamat nampak kecil"

"Bagaimana Kung?", tanya suamiku pada Kakungnya Beela, mertuaku, yang berada disampingnya.

"Baik kita jual saja."

Mereka berdua bergegas membawa kambing yang sakit itu dan menjualnya dengan harga 1 : 4 dari harga belinya. Kami rugi

"Mungkin ini arti dari mimpi Mama baru baru ini", cletuk suamiku.

Aku terdiam. Aku tak begitu percaya tafsir Mimpi, tetapi dua ekor kambing investor mati itu adalah kenyataan.

"Tidak papa nduk. Dari usaha ini sekarang kita rugi, tapi dari usaha yang lain pasti ada yang untung," ujar mertuaku, berusaha menghibur.

Aku masih terdiam. Berusaha tenang.



Comments

Post a Comment

Populer Post

Penipuan Panggilan Tes Perusahaan Menggunakan Email dan Agen Travel

Resensi Novel Pesona Izmir

Libur Nasional Covid 19