Pemikiran Sang Individualis
A.
Einstein
(alm)
Siapa sih yang kagak kenal Einstein, seorang ahli
fisika yang pengaruhnya begitu besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Saya
bercerita disini berdasarkan buku biografi Einstein yang baru selesai saya
baca.
Einstein, dia lahir sebagai keturunan Jerman,
ayahnya bernama Hermann Einstein dan Ibu bernama Puline Koch Einstein. Einstein
memilki saudara perempuan bernaman Maria. Istri pertama Einsein bernama Mileva
Meric yang berhubungan diluar nikah hingga melahirkan Lieserl Einstein yang
tidak pernah diketahui dengan pasti keberadaannya. Kemudian lahir Hans Albert
Einstein dan Eduard Einstein setelah dilaksanakan pernikahan resmi antara
Albert Einstein dan Mileva Meric.
Masa kecil Einstein terbilang kurang normal karena
Ia mengalami keterlambatan berbicara. Iapun mendapat nilai terendah dalam
pembuatan tesisnya untuk kelulusan dari Politeknik Zurich. Yang lebih parah,
selama bertahuan-tahun Einstein menjadi pengangguran tanpa tawaran pekerjaan
satupun hingga suatu hari ditawari pekerjaan sebagai pengawas paten oleh
temannya.
Einstein pun kurang beruntung mengenai hubungannya
dengan sejumlah wanita. Wanita penting yang pernah ada dalam hidup Einstein
ialah Marie Winteler (pacar pertama), Mileva Meric (istri pertama), dan Elsa
Einstein (istri kedua). Istri pertama Einstein merupakan wanita yang kurang
normal dari segi fisik dimana kecerdasan dan persamaan sifat keduanya yang
mempersatukan mereka. Sedangakn Elsa Einstein merupakan seorang nenek, dimana
kebaikan hati dan ketulusannya membuat Einstein jatuh hati. Namun demikian,
Einstein tipe orang yang kurang setia terhadap satu wanita, karena dikabarkan
ia melakukan beberapa kali hubungan gelap dengan beberapa wanita. Ini sisi
kegagalan Einstein yang tidak pantas untuk dicontoh.
Dalam hubungan dengan keluarga, Einstein pun
dirundung banyak ketidak harmonisan yang melahirkan polemik dalam dirinya.
Eduard Einstein, putra bungsunya mengalami keterbelakangan mental. Perceraian
dengan Meric membuat terciptanya jarak antara dirinya dengan Meric, Hans
Einstein, dan Eduard Einstein yang tidak dapat terpecahkan hingga akhir hayat
hidupnya. Ia menjadikan fisika sebagai tempat pelarian atas setumpuk polemik
hubungan yang tak dapat diselesaikannya dengan orang-orang yang penting dalam
hidupnya, baik itu keluarga, istri, maupun anak-anaknya. Walaupun hubungan
Einstein dengan Hans Albert cukup membaik dalam masa tuanya. Fisika,
benar-benar menjadi hiburan bagi dirinya untuk sejenak tenggelam dan lari dari
semua masalah pribadinya.
Einstein dikaruniai rasa benci teramat sangat
terhadap tanah kelahirannya dan tumbuh menjadi pemuda yang tidak patuh terhadap
norma sosial yang berlaku. Oleh karena kebenciannya terhadap negara kelahirannya
dengan segala kediktatorannya yang tidak menghargai hak individual, dan
kreativitas, ia mengganti kewarganegaraannya menjadi kewarganegaraan Swiss
hingga akhirnya menyandang kewarganegaraan Amerika.
Einstein, sumbangsihnya kepada ilmu pengetahuan
diantaranya yang paling berpengaruh ialah hukum relativitas dan mekanika kuantum
yang menjelaskan cara kerja alam semesta. Namun demikian, hingga akhir hayatnya
ia masih belum menemukan rumusan paling tepat untuk membuktikan adanya ilmu
pengetahuan terpaadu yang menjelaskan bahwa Tuhan tidak bermain dadu.
Tuhan menciptakan aturan indah dan
tersembunyi yang menentukan sebagian besar kejadian alam semesta sambil
menyerahkan sepenuhnya beberapa hal pada peluang, hal ini mustahil bagi
Einstein, ada bagian dari ilmu pengetahuan yang hilang yang menjelaskan cara
kerja alam semesta secara terpadu yang membuktikan bahwa Tuhan tidak bermain dadu
seperti itu. Ini pekerjaan baru Anda jika mengaku ahli fisika untuk melanjutkan
misinya ~_^
Tauhkah
Anda ?
Einstein adalah orang yang mencetuskan teori
realitivitas yang pada akhirnya memunculkan gagasan tentang bom atom, dan
berdasarkan gagasan tersebut dibentuklah bom atom oleh Amerika serikat yang
saat itu telah menjadi kewarganegaraannya. Taukah Anda bahwa bom atom yang
dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Hirosima dan Nagasaki pada saat perang dunia
II adalah hasil gagasan Einstein ?
Awalnya Einstein mengira Jerman tengah membentuk
senjata bom, tetapi setelah Jerman kalah dalam perang terbukti negara tersebut
tidak sedang membentuk bom, atau lebih tepatnya gagal dalam pembentukannya.
Namun Amerika terus melanjutkan misinya untuk membentuk bom yang pada akhirnya
menjadikan Jepan sebagai sasarannya. Dan jika sudah seperti ini, bukan suatu
yang tidak mungkin ada dendam yang terpendam tujuh turunan yang pada akhirnya
nanti menjadi alasan munculnya perang dunia lanjutan yaitu perang dunia ketiga,
keempat, etc, jadi waspadalah kawan.
Dalam hal ini, Amerika Serikat menjalankan misi bom
atom tanpa sepengetahuan Einstein, sehingga setelah mengetahui hal tersebut Einstein
menyesal atas gagasannya, karena dia sendiri tidak menginginkan dibentuknya bom
atom yang nantinya justru dapat mengancam keselamatan masyarakat internasional.
Dengan munculnya senjata bom atom tersebut, munculah kekhawatiran Einstein
terhadap keamanan dunia akan hadirnya perang nuklir, hingga akhirnya mau tidak
mau ia mulai turut andil mempengaruhi gejolak politik dan keamanan dunia. Maka,
Einsteinpun mengusulkan dibentuknya pemerintahan otoritas dunia yang memonopoli
kekuatan militer, sedikit banyaknya seperti Perserikatan Bangsa Bangsa yang
dapat mengendalikan kemungkinan adanya perang dunia ketiga yang memungkinkan
penggunaan nuklir sebagai senjata. Walaupun menurutnya, PBB belum seperti yang
Ia harapkan.
Dan
lagi, Taukah Anda ?
Negara Yahudi Israel merupakan negara bangsa
Einstein dimana pendirian negara tersebut Einstein menjadi salah satu
pendirinya, yang memang pada awalnya Einstein merasa tidak perlu mendirikan
negara sendiri untuk bangsa Yahudi. Dan bangsa Yahudi tersebut merupakan bangsa
yang terusir dari Jerman, dimana Jerman pada saat itu dipimpin oleh seorang
diktator bernaman Adolf Hitler.
Dan lebih tak terduga lagi, Einstein menjadi
kandidat utama presiden kedua negara tersebut, walaupun pada akhirnya Einstein
menolaknya karena merasa tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk terjun
didunia politik secara penuh sebagai pemimpin negara. Namun demikian, Einstein,
sebelum meninggal, mengkhawatirkan apakah Israel mampu hidup berdampingan
dengan bangsa Arab yang mayoritas Muslim.
Pada masa Einstein, ilmuawan-ilmuwan yang sering
kita temui di pelajaran sepeti Neils Bohr, Max Plank, et al. merupakan teman-teman Einstein. Dan ternyata eh ternyata Isac Newton adalah tokoh favorit Einstein
dimana fotonya terpajang diruang kerja Einstein. Setelah meninggal, jasad
Einstein dibakar dan abunya disebar disungai, karena Ia tidak menginginkan
makamnya dijadikan tempat pemujaan-pemujaan aneh. Namun, saat dilakukan otopsi,
otaknya diam-diam diambil oleh seorang petugas dirumah sakit, tempurung
kepalanya dipecah menggunakan gergaji listrik, kemudian otaknya diawetkan dan dipotong-potong
menjadi beberapa bagian karena banyak orang menginginkannya. Tahukah Anda,
beginilah potret orang cerdas dinegara tanpa pri kemanusiaan, matipun tetap mengundang
masalah ?
Bila ditinjau ulang, Einstein bukan orang yang spesial, Beliau hanya tidak bosan bertahan dan bergelut dengan masalah yang sama dalam jangka waktu yang lama.
B.
Pikiranku
Ku akui Einstein hebat. Kreativitas, kebebasan, dan
kecerdasannya pantas untuk dijadikan panutan. Aku dengan segala
individualitasku, seolah semua orang melihatku sebagai seorang miskin aneh, itu masalah bagiku. Setelah sedikit lebih mengenal Einstein, aku
merasa lega, aku merasa tidak sendirian. Setidaknya aku tahu pernah ada manusia
yang sama aneh, sama penyendiri dan menarik diri, serta memberontak pada norma
sosial yang ada seperti beliau.
Ingin bercermin pada panutanku Nabi Muhammad SAW dan
Istri-istri beliau, tetapi terasa tidak pantas bercermin pada manusia
setengah dewa yang hampir pasti mendekati sempurna. Apabila Alloh SWT tidak
menegaskan dalam firman-Nya bahwa Nabi Muhammad SAW seorang nabi, rasul, dan hanya manusia biasa, bukan hal yang tidak mungkin Beliau akan
dianggap sebagai anak Tuhan oleh umat Islam seperti yang dilakukan bangsa
Yahudi terhadap Nabi Musa a.s dan Nabi Isa a.s oleh umat Kristiani. Merasa
terlalu jauh tidak sempurna bercermin pada insan sempurna seperti beliau-beliau
ini.
Dari buku biografi Einstein yang ditulis oleh Walter
Isaacson membuatku mengerti Indonesia benar-benar berkiblat pada bangsa barat,
dan berlindung dibawah keadidayaan bangsa itu. Aku mulai mengerti mengapa
dinegara kita dilarang beredarnya senjata, dan ditiadakannya wajib militer.
Membuat ku mengenal lebih dekat dalang dibalik kemajuan ilmu pengetahuan dan kemajuan militer bangsa
barat. Tidak menyesal telah membeli buku ini dengan harga yang relatif mahal
untuk ukuran kantongku, terutama sebagai mahasiswa dan anak kos :D
Mencoba bercermin, adapun persamaan sifatku dengan Mbah Einstein :
individualis, membrontak pada sistem, keras kepala, menyukai keindahan alam
dengan segala misteri yang terkandung didalamnya, aku sama ‘kekanakannya’
seperti beliau, kepponya cok kagak
ketulungan. Meskipun dalam hal ini aku masih memilki sifat pengecut yang
masih belum bisa benar-benar terbebas dari norma sosial dan benar-benar menjadi
manusia bebas. Ku akui, ini kekalahanku. Aku masih belum sanggup benar-benar out
of the box mengingat aku disini dan bisa mengetahui banyak hal karena
diasuh oleh sistem. Aku perlahan masih menaati aturan yang ada, meskipun aku
melakukannya dengan kejengkelan yang teramat sangat dalam benakku. Mungkin ini
salah satu alasan sekarang produktovitasku menurun.
Kejengkelan mulai tumbuh sejak 4 tahun silam,
semenjak aku masuk SMA dan diberi tahu Tuhan dunia yang sebenarnya, negara kita
sebenarnya. Aku mengalami syok, dan marah teramat sangat marah pada kenyataan
yang harus aku hadapi dan berada dihadapanku. Aku mulai membrontak. Aku pernah
menjadi orang nomor satu disekolah bertahun-tahun dengan peringkat terbaik,
tetapi akupun mengalami 2 (dua) tahun dimana aku berada pada peringkat terrendah. Dan
akupun lulus dengan nilai terendah, tetapi dapat aku pastikan, itu tidak
menandakan aku bodoh. Pada masa 2 (dua) tahun peringkat terendah inilah hatiku mulai
menjadi pemberontak pada norma sosial, ketidakadilan, dan kebohongan yang
menurutku TIDAK TERMAAFKAN. Dan ternyata, ini terjadi merata yang hampir
mungkin diseluruh nusantara, plagiarisme dan contek mencontek. Semangatku runtuh, persaingan sportif sudah mati.
Aku tak lagi memilki minat tentang persaingan, nilai, peringkat, maupun IPK,
semua itu PEMBOHONG PUBLIK!
Aku tidak percaya lagi pada para pejabat, guru, dosen,
organisasi, bahkan negaraku, AKU TIDAK MEMPERCAYAI ITU !
Yang aku percaya hanya diriku, dan hatiku. Dimana
alam dan Tuhan selalu membisikan sesuatu kedalam hati yang akan menggerakan
pikiranku. Aku tidak peduli terhadap apapun yang orang katakan. Masihkah aku
dapat mempercayai orang ketika dunia sudah mengkhianatiku. Semua tergantung
pada apa yang dikatakan oleh hati, karena sepenuhnya aku mempercaya hatiku.
Seperti halnya Mbah Einstein, akupun mempercayai
kekuatan yang lebih besar dialam yang mengatur cara kerja alam semesta yang
tidak dapat dijelaskan, semuanya menunjukan bahwa Tuhan itu ada dan hidup. Perbedaan
aku dengan Mbah Einstein sudah sangat jelas : Ane cewek, ane juga manusia
beragama Islam sejati yang baik, bukan Yahudi. Salah satu hal mendasar yang
membedakan aku dengan Einstein ialah karya. Aku masih belum melahirkan karya
yang luar biasa menginspiasi dunia seperti beliau. Aku tidak pernah merasa
cerdas, karena aku tidak bisa, tepatnya belum bisa menghaslkan karya yang
sebegitu berpengaruhnya bagi dunia, apalagi fisika yang sama sekali aku tidak
punya minat didalamnya. Semoga bisa di bidang ilmu biologi khususnya pertanian,
Amiin. Ini PR aku dan kamu kawan, kita ;)
Bercermin dari hebatnya orang-orang dimasa lalu yang
sudah sedemikian hebatnya dan sifatku yang memberontak, membuatku merasa Bangsa
Indonesia itu benar-benar bangsa bodoh yang nyaman dengan kebodohannya. Betapa
tidak, bagaimana mungkin dalam keadaan dunia yang segenting ini, dalam
perkembangan llmu pengetahuan yang semakin luar biasa, Indonesia masih
sempat-sempatnya, lebih tepatnya permasalahn sosial remaja Indonesia masih saja berpusat dan terpaku pada
seks, harta, kekauasaan, jabatan, dan korupsi, hal yang sebenarnya sama sekali
tidak akan terjadi sebegitu gencarnya dinegara dengan intelektualitas tinggi.
Mahasiswanya hanya mencari harta, mencari kenyamaan
pekerjaan, tidak ada intelektualitasnya blass. Bagaimana kita bisa berkembang
dan beriringan dengan dengan negara maju jika mahasiswanya saja adalah para
pecundang dan pengecut yang bukan hanya pecundang dan pengecut, tetapi juga
manusia-manusi lemah dan bodoh, yang mau-maunya saja dengan senang hati dibodohi dunia.
Taukah wahai saudara-saudaraku, bukan tidak mungkin dunia menawarkan kenyamanan
harta untuk menumpulkan intelektualitas kita untuk menjadi bangsa yang kritis
terhadap setiap perkembangan disekeliling kita ?
Heiii, kamu yang berkarya, apakah kamu pikir karyamu
sudah cukup hebat dan merupakan sumbangan besar untuk negaramu, buktikan kalau
itu benar ?
Buktikan bahwa karyamu memang mampu mengalahkan
karya ilmuwan-ilmuwan hebat yang lahir jauh sebelum kamu lahir ? (berkata pada
diri sendiri juga)
Jika kamu mampu pergi keluar negeri untuk mengikuti
seminar, apakah dihadiri oleh orang-orang penting dunia, atau benarkah
pendapatmu didengar ?
Kau mungkin hanya diundang oleh orang-orang tak
penting yang sama tidak pentingya seperti dirimu, apa yang perlu dibanggakan ?
Status karena kamu PERNAH KELUAR NEGERI
Kamu mempunyai IPK tinggi, kemudian kamu merasa
cerdas, merasa hebat, apa hebatmu coba ?
Apakah dengan IPK mu kamu bisa menerapkan rumus yang
kamu pelajari dengan baik dan menentukan takdir sesuai inginmu ? IPK mu hanya membawamu menjadi babu perusahaan Yahudi, dan kamu sebut itu keren.
Berkaryalah, karna karya hebatmu menunjukan harga
intelektualitasmu. (pengalaman pribadi)
Sadar tidak sadar, semakin tinggi pendidikanmu,
semakin tinggi IPK mu, terkadang kamu terlihat semakin bodoh saja kawan, karena
otakmu semakin menumpuk hafalan yang sebenarnya tak kamu mengerti, dan yang
kamu mengerti hanya satu, GELAR KEHORMATAN SEBAGAI PROFESOR DAN UANG. Bahkan
hasil tetsismu pun tidak dapat dipublikasikan dalam jurnal internasional.
(analisis terhadap lingkungan sekitar)
HAI OTAK SAMPAH !
BERHENTI MENJADI MANUSIA BUTA ! JANGAN SOMBONG ! JANGAN BIARKAN OTAKMU BENAR-BENAR HANYA BERISI SAMPAH !
Berhentilah menjadi budak, berhentilah menjadi
penonton, berhentilah menjadi patuh hidup yang lumpuh. Bukan IPK, jika kamu
mengaku terpelajar rubahlah pola pikir konvensionalmu, kamu adalah MAHASISWA,
dengan segala intelektualitasmu berpikirlah dengan cara pandang yang lebih
cerdas.
Sadarkah kau, Intelektualitas kita akan membantu
manusia untuk selamat dari ancaman dan gangguan, kawan, jangan hanya sekedar
dihafal. Pahami, resapi, praktekan. Jangan biarkan ilmu yang telah kita geluti
bertahun-tahun terbuang sia-sia karena pekerjaan yang tidak sesuai bidang. Cintai
ilmu yang kamu geluti, maka kamu akan melihat betapa sebenarnya dunia ini mudah
kau taklukan dengan segudang ilmumu. Mari kita sama-sama belajar. Jika bukan
kita siapa lagi ?
Walaupun aku juga mengakui uang menjadi masalah genting,
tetapi aku berusaha agar tidak terlalu tenggelam kedalamnya, karena
petualanganku didunai ini kutitik beratkan pada pencarian ilmu pengetahuan yang
semoga dapat lebih mendekatkanku dengan ilmu tentang Ketuhanan Yang Maha Esa,
Alloh SWT, Amiin :)
Kau tahu, akupun merasa kebingungan ketika hati dan
pikiranku saling bertentangan, karena langkahku terus seimbang jika kedua
makhluk dalam diriku tersebut berjalan beriringan dengan begitu mesra.
Salam
Semangat intelektual !
~ Hidup itu seperti mengendarai sepeda, agar tetap
seimbang, kamu harus tetap bergerak. By Einstein ~

Comments
Post a Comment