Mahasiswa Tingkat Akhir



Hey kamu.. iyaa kamuuu. Sekarang sudah semester berapa? Kuliah mulu, kapan lulus? Kuliah mulu, kapan nikah? Tuh teman-teman kamu udah pada nikah, udah punya anak. Mending kalo teman kamu baru cuma punya anak satu, udah lima broo... %$#@@@%. Beuh.. itu sih cuma satu dari segelumit pertanyaan yang bikin mahasiswa semester atas itu melting..ill peel yes, betul gak betul gak ? *sok tua gua yak hihihi

Buku diatas memberikan kita cara cepat menyelesaiakn skripsi, tesis, dan disertasi kita, lengkap dengan trik-triknya. Yang ditonjolkan dibuku ini adalah tentang teknik penulisan sampai metode penelitiannya. Sedikit berbeda dengan buku bersampul biru dibawah ini yang justru menonjolkan analisis datanya..


Tetapi, sebelum kemana-mana yuk kita simak ndisit penggolongan tingkatan mahasiswa berikut ini, cek this out !


Whihihihi, biasanya yang sangat-sangat sensitif dengan segelumit pertanyaan nakal itu sih mulai dari mahasiswa senior, sampai yang LEGEND. Masuk golongan manakah kamu hayoo??

Blog ini penulis tulis ditujukan untuk kamu-kamu yang notabenenya mahasiswa BEGGINER dan mahasiswa SENIOR. Yups, udah tahu dong kenapa? Ihhh, kok tahu. Iyaa dong, aku kan orang yang slalu ada dipikiran kamu.. *edisi rombeng. Yups, jelas dong karena mahasiswa begginer akan segera menghadapi permasalah semester akhir, sedangkan senor harus diberi motivasi untuk menyelesaikan TA tanpa perlu menjadi veteran atau malah LEGEND. Setuju setuju  setuju ? Bagi yang setuju, angkat kaki kamuu segera!

Yupss, yuk mulai pembahasannya. Diperguruan tinggi terdapat tiga jenjang, yaitu jenjang program sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3). Pengertian program sarjana, magister, dan doktor menurut Undang-undang  No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi adalah sebagai berikut :
1.      Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukan bagi lulusan pendidikan atas atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan  Teknologi melalui penalaran ilmiah
2.      Program magister merupakan pendidikan akademik yang diperuntukan bagi lulusan program sarjana atau sederajat sehingga mampu mengamalkan dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan/atau teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah
3.      Program doktor merupakan pendidikan akademik yang diperuntukan bagi lulusan program magister atau sederajat sehingga mampu menemukan, menciptakan, dan/atau memberikan kontribusi kepada pengembangan, serta pengamalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui  penalaran dan penelitian ilmiah.
  
Lebih lengkapnya inii nih, dibawah ini..


Kalau yang berikut ini adalah kompetensi lulusannya guys..

Berdasarkan hasil ngintip-ngintip buku ini, kunci sukses dalam pembuatan skripsi, tesis, dan disertasi itu adalah :
Pertama > Memahami bidang yang diteliti
Kedua > Memahami metode penelitian
Ketiga > Memahami pedoman penulisan
Keempat > Hubungan baik dengan pembimbing

Karena kunci sukses yang pertama sampai yang ketiga kendala berasal dari diri sendiri dan yang bisa mengatasi juga diri kamu sendiri, maka yang akan dibahas diblog ini adalah permasalahan yang tidak bisa kamu kontrol sendiri, karena ini berhubungan dengan orang lain. Yupss, yaitu PEMBIMBING TA!!! (deg..deg..deg..)

Gak semua mahasiswa bisa mendapat pembimbing dengan karakter sesuai harapannya. Tetapi hubungan baik antara mahasiswa dengan pembimbing harus diciptakan sedemikian rupa, sehingga proses pembimbingan dan penulisan berjalan lancar, memenuhi standar, dan cepat selesai. Indikator kelancaran penulisan skripsi, tesis, dan disertasi adalah tidak adanya hambatan psikologis (tidak merasa takut dan tertekan) dalam teknis pembimbingan. Memenuhi standar, berarti mutu tulisan memenuhi standar yang ditentukan. Indikator cepat adalah tidak melebihi waktu yang ditentukan. Hubungan yang baik dengan pembimbing akan terjadi apabila mahasiswa memiliki tatakrama dalam pembimbingan dan menguasai materi yang akan dikonsultasikan.

Tatakrama dalam pembimbingan terkait dengan cara berbakaian pada saat bimbingan, perilaku pada proses bimbingan dan gaya bicara pada saat diskusi. Pada saat bimbingan materi yang akan dikonsultasikan harus sudah dikuasai. Indikator penguasaan materi adalah setiap ditanya oleh pembimbing bisa menjawab dengan benar. 

Untuk dapat menjalin hubungan baik dengan pembimbing maka mahasiswa juga harus memahami profil pembimbing. Dengan memahami profil pembimbing, maka strategi yang dipilih untuk melakukan bimbingan akan lebih tepat. Profil pembimbing yang dimaksud disini merupakan interaksi antara kemampuan pembimbing dan kemauan pembimbing dalam memberikan bimbingan. 

Profil pembimbing dibagi menjadi 4 kuadran yaitu :

Kuadran 1
Pembimbing yang memiliki kemampuan membimbing dan kemauan membimbing. Ini adalah profil pembimbing terbaik. Mahasiswa akan beruntung kalau memperoleh pembimbing yang memiliki kemampuan dan sekaligus kemauan membimbing. Pembimbing yang memiliki kemampuan berarti pembimbing tersebut menguasai materi yang diteliti dan metode penelitian. Sedangkan pembimbing yang mau membimbing berarti memiliki semangat tinggi untuk membimbing, sehingga mampu memotivasi mahasiswa untuk cepat menyelesaikan penelitian dan penulisan. Salah satu indikator pembimbing yang bersemangat tinggi adalah pembimbing yang memiliki target kapan bimbingan harus selesai, jadwal bimbingan yang harus dilakukan, model bimbingan (tatap muka atau dengan internet), dan kalau yang dibimbing lama tidak bimbingan maka pembimbing menelpon atau sms kepada yang dibimbing untuk segera bimbingan.

Kuadran 2
Pembimbing yang memiliki kemampuan membimbing tetapi tidak mau atau bersemangat membimbing. Pembimbimg tipe ini menguasai materi yang dibimbing dan metode penelitiannya, tetapi kurang bersemangat untuk membimbing. Tidak bersemangatnya membimbing dipengaruhi oleh beberapa faktor anatara lain : tidak senang dengan yang dibimbing, waktu bimbingan terbatas, dan ada bawaan malas kerja. Kalau mahasiswa memperoleh pembimbing tipe ini, maka mahasiswa harus memohon ke pembimbing supaya dibimbing dengan baik, menjalin keakraban dengan perilaku sopan, santun, dan menarik.

Kuadran 3
Pembimbing yang tidak memiliki kemampuan dan kemauan membimbing. Tidak memiliki kemampuan berarti tidak menguasai materi yang diteliti dan metode penelitian atau salah satunya. Tidak mau membimbing berarti pembimbing tersebut tidak bersemangat untuk memberi bimbingan. Mahasiswa akan dirugikan kalau memperoleh pembimbing tipe ini. Strategi mahasiswa yang harus dilakukan ketika memperoleh pembimbing seperti ini maka harus belajar secara mandiri tentang materi yang akan diteliti dan metode penelitiannya, kemudian dikonsultasikan dengan teman yang lebih menguasai atau dosen yang lain yang mau memberikan bimbingan secara informal. Kalau materi sudah dikonsultasikan dan sudah merasa benar, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan pembimbing yang sudah ditunjuk. Dalam kesempatan ini sebaiknya mahasiswa memohon untuk dibimbing dengan baik, dan kapan bimbingan dapat diselesaikan.

Kuadran 4
Pembimbing yang mau tetapi tidak mampu membimbing. Kalau mahasiswa memperoleh pembimbing tipe ini, maka strategi yang harus dilakukan adalah mahasiswa harus berkerja secara mandiri, belajar menguasai materi yang diteliti dan metode penelitiannya. Cara melakukan penelitian dan penulisan laporan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen lain yang kompeten atau teman yang dianggap tahu, dan selanjutnya hasilnya baru dikonsultasikan kepada pembimbing. Tipe pembimbing yang seperti ini biasanya mengikuti apa yang telah dilakukan mahasiswa, bila apa yang telah dilakukannya itu dipandang sudah betul.

So, bisa diambil kesimpulan. Kamu urus skripsinya lama, bahkan sampai bolak-balik ganti judul bisa jadi karena kamu memang belum menguasai materi, belum menguasai metode penelitian, dan belum menguasai metode penulisan. Tetapi bisa jadi karena pembimbing kamu ogah-ogahan membimbing kamu. Eitss, tapi ogah-ogahannya pembimbing belum tentu karena pembimbing memang sudah malesan dari sononya, tetapi bisa jadi karena kamu sendiri yang malesin, secara gitu apa-apa belum kamu kuasai!

Berdasarkan pengalaman ane dan curhatan dari beberapa teman, permasalahan di atas dapat menimbulkan beberapa reaksi dari mahasiswa, diantaranya :

Point 1 : Takut Ketemu Dosen
Ini nyata di alami temen gue, inisialnya "W", siapa ya? Halah gak usah keppo deh haha. Intinya dia itu banyak banget revisian, yang saking banyaknya revisi melihat dosen tuh sama kayak ngelihat hantu, beuh. Padahal teman ane itu, hobinya ke kampus, tapi gak mau ketemu dosen. Duh dek..pye to..

Point 2 : Males Revisi
Ini juga banyak di alami temen-temen gue. Saking banyaknya revisian, mereka ampek bosen sama yang namanya revisi. Lah katane kepengin pakai toga, kalau gak mau revisi ya kapan pakainya coba ckckck

Point 3 : Mengilang Ditelan Bumi
Udah takut ketemu dosen, masalah di putus pacar, masalah keluarga, masalah ekonomi, masalah organisasi..biasanya masalah semester ahir tuh ada adaaa aaja deh. Saking banyaknya masalah, ampek banyak juga lho yang memilih menghilang dari peradaban kampus hmmmm...

Dah..itu dulu aja..
 
So, untuk mahasiswa begginer dan senior, semangat nyekripsi. Semoga perjalanan skripsi kita lancar, mampu kita kontrol dengan baik semua kendala, dan akhirnya mampu tercapai semua target kita, Aamiiin :-)

Semangat :-)


Baca juga :
Presentasi Didepan Publik
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Comments

Populer Post

Penipuan Panggilan Tes Perusahaan Menggunakan Email dan Agen Travel

Resensi Novel Pesona Izmir

Libur Nasional Covid 19